Sabtu, 30 Maret 2013

Metode Penelitian


MAKALAH METODE PENELITIAN












BAB I
KAJIAN UMUM ILMU DAN PENGETAHUAN


Kajian Ilmu
Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998)
Selain itu juga, definisi ilmu bisa berlandaskan aktivitas yang dilakukan ilmu itu sendiri. Kita dapat melihat hal itu melalui metode yang digunakannya. Sementara pandangan-pandangan lain tentang ilmu juga diungkapkan oleh beberapa ilmuwan seperti :
- Mulyadhi Kartanegara (2000)
Konsep ilmu dalam Islam meliputi yang ghaib (metafisik) dan nyata (fisik) yang diperoleh melalui indera, akal, dan intuisi/nalar.
- Afzalur Rahman
Konsep ilmu menurut penulis buku Ensiklopediana Ilmu dalam Al-Quran ini adalah: "... Ilmu dapat menggapai Sang Pencipta melalui observasi yang teliti dan tepat tentang hukum-hukum yang mengatur alam ini."
- Danah Johar dan Ian Marshal
Dua ilmuwan ini mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul SQ (Kecerdasan Spiritual) bahwa ilmu pengetahuan membantu manusia untuk memahami hal-hal yang bersifat spiritual.
- Plato
Konsep ilmu yang digagas oleh Plato, yaitu konsep ide sebagai realitas sejati. Adapun pengalaman dan penelitian merupakan ingatan dari dunia ide.
- Thales dari Milletos
Ilmuwan yang satu ini menyampaikan konsep ilmu sebagai berikut, "Semua adalah air".
- Aristoteles
Konsep ilmu yang ditawarkan mengenai realitas sejati merupakan hasil dari melihat, mengamati, mendengar, dan meneliti suatu objek. Kemudian, akal pikiranlah yang akan mengolah menjadi suatu kesadaran.
Sementara itu ada yang memandang ilmu sebagai proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuwan adalah cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu system. Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan system tersebut umumnya dalah alam semesta. Dalam pengertian ilmu,sering disebut sebagai sains.

Perkembangan Ilmu
Ilmu atau Sains merupakan komponen terbesar yang diajarkan dalam semua strata pendidikan sehingga perkembangnya mengalami kemajuan yang sangat pesat. Namun demikian, meskipun telah bertahun-tahun mempelajari ilmu, pengetahuan ilmiah tidak digunakan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari.
Kemajuan ilmu merupakan pendorong lahirnya teknologi yang sekarang sangat dominan digunakan di dalam kehidupan manusia terutama teknologi informasi. Teknologi informasi telah mengubah peradaban manusia lebih berkembang dalam suatu ruang dan tidak lagi mengalami sekat atau pembatas untuk berkomunikasi, menyampaikan, atau mendapatkan informasi.

Sifat-Sifat Ilmu
Dari definisi yang didapatkan, kita dapat melihat bahwa sifat-sifat ilmu merupakan kumpulan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu yang …
1. Berdiri secara satu kesatuan
2. Tersusun secara sistematis
3. Ada dasar pembenarannya (ada penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan disertai sebab-sebabnya yang meliputi fakta dan data,
4. Mendapat legalitas bahwa ilmu tersebut hasil pengkajian atau riset,
5. Communicable, ilmu dapat ditransfer kepada orang lain sehingga dapat dimengerti dan dipahami maknanya,
6. Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku dimana saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini,
7. Berkembang, Ilmu sebaiknya mampu mendorong pengetahuan-pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Sehingga, manusia mampu menciptakan pemikiran pemikiran yang lebih berkembang dari sebelumnya.
Jenis-Jenis Ilmu
a. Pengelompokan jenis-jenis ilmu secara umum
Jenis-jenis ilmu secara umum diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu:
- Ilmu kerohanian, ilmu yang mempelajari hal-hal yang bersifat spiritual.
- Ilmu matematika, ilmu yang mempelajari tentang hitungan, bilangan, himpunan, logaritma, aritmetika, dan lain-lain.
- Ilmu pengetahuan alam, ilmu yang mempelajari tentang alam, yaitu makhluk hidup (hayati) dan fisika (bukan hayati).
- Ilmu behavior, ilmu tentang perilaku hewan (animal behavior) dan perilaku manusia (human behavior). Human behavior sering dikenal dengan ilmu sosial.
- Ilmu bahasa, ilmu yang mempelajari alat komunikasi agar memudahkan berinteraksi.

b. Penyusunan jenis-jenis ilmu dari segi terapan
Adapun Bierstedt menyusun ilmu dari segi terapan ke dalam dua bagian (ilmu murni dan terapan), yaitu:
Ilmu murni (Pure science), ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan membentuk pengetahuan secara abstrak sehingga meningkatkan kualitas ilmu itu sendiri tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Misalnya: seorang ahli fisika (ilmu alam) tidak bertugas membangun jembatan, seorang ahli kimia bukan untuk membuat obat-obatan, ahli sosiologi membantu petugas administrasi pembentuk peraturan dengan gagasan-gagasannya.
Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu murni yaitu: ilmu pasti, ilmu kimia, ilmu hukum, ilmu astronomi, ilmu hewan, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu Faal, ilmu ekonomi, ilmu Sejarah, Ilmu alam,  geologi, sosiologi, ilmu manajemen, dan ilmu politik.
Ilmu terapan atau terpakai (Applied science), ilmu yang ditujukan untuk membantu masyarakat dengan menggunakan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jenis-jenis ilmu yang termasuk kelompok ilmu terapan, yaitu: Pertanian, Teknologi, Kedokteran, Politik, Pertambangan, Jurnalistik,  Akuntansi, Perusahaan, Manajemen.

Syarat-Syarat Ilmu
Berbeda dengan pengetahuan, ilmu merupakan pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai ilmu. Ada 4 Sifat yang ilmiah sebagai persyaratan ilmu dan banyak terpengaruh paradigma ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu. Adapun 4 sifat tersebut yaitu :
1. Obyektif. Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2. Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis. Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu , mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat ilmu yang ketiga.
4. Universal. Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180º. Karenanya universal merupakan syarat ilmu yang keempat. Belakangan ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula.

Manfaat Ilmu
Manfaat ilmu bagi manusia tidak terhitung jumlahnya. Sejak Nabi Adam hingga sekarang, dari waktu ke waktu ilmu telah mengubah manusia dan peradabannya. Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna.
Dengan ilmu, manusia senantiasa:
- mencari tahu dan menelaah bagaimana cara hidup yang lebih baik dari sebelumnya,
- menemukan sesuatu untuk menjawab setiap keingintahuannya,
- menggunakan penemuan-penemuan untuk membantu dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Manusia pun menjadi lebih aktif mengfungsikan akal untuk senantiasa mengembangkan ilmu yang diperoleh dan yang dipelajarinya.
Selain itu berkat ilmu, manusia:
- menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu,
- dapat melakukan banyak hal di berbagai aspek kehidupan,
- menjalani kehidupan dengan nyaman dan aman,

Proses Berpikir
Proses berpikir adalah sutu refleksi yang teratur dan hati-hati. Proses berpikir lahir dari suatu rasa sangsi akan suatu dan keinginan untuk memperoleh suatu ketentuan yang kemudian tumbuh menjadi suatu masalah yang khas. Masalah ini memerlukan suatu pemecahan, dan untuk ini dilakukan penyelidikan terhadap data yang tersedia dengan metode yang tepat. Akhirnya, sebuah kesimpulan yang tentative akan diterima, tetapi masih dibawah penyelidikan yang kritis dan terus-menerus untuk mengadakan evaluasi secara terbuka.
Proses berpikir manusia menurut Dewey terdiri dari beberapa urutan;
a. Timbul dari kesulitan, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerapkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
b. Kemudian rasa sulit tersebut di beri definisi dalam bentuk permasalahan.
c. Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa perkiraan, hipotesa, inferensi, atau teori.
d. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
e. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide diatas dan menyimpulkan baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.
Sementara Kelly menyatakan bahwa proses berpikit menurut langkah-langkah berikut:
§ Timbul karena rasa sulit
§ Rasa tersebut didefenisikan
§ Mencari suatu pemecahan masalaah sementara
§ Menambah keterangan terhadap pemecahan tadi yang menuju kepada kepercayaan bahwa pemecahan tersebut adalah benar
§ Melakukan pemecahan lebih lanjut dengan verifikasi percobaan
§ Mengadakan penilaian terhadap penemuan-penemuan eksperimental menuju pemecahan secara untuk diterima atau ditolak sehingga kembali menimbulkan rasa sulit.
§ Memberikan suatu pandangan kedepan atau gambaran mental tentang situasi yang akan datang untuk dapat menggunakan pemecahan tersebut secara tepat.
Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir secara nalar mempunyai dua buah kriteria penting :
1. Ada unsur logis didalamnya
2. Ada unsur analis didalamnya
Ciri pertama dalam berpikir adalah adanya unsur logis di dalamnya. Setiap bentuk berpikir mempunyai logikanya tersendiri. Dengan perkataan lain, berpikir secara nalar tidak lain dari berpikir secara logis. Perlu juga dijelaskan, bahwa berpikir secara logis mempunyai konotasi jamak dan bukan konotasi tunggal. Karena itu, suatu kegiatan berpikir dapat saja logis menurut logika lain. Kecenderungan tersebut dapat menjurus kepada apa yang dinamakan kekacauan penalaran. Hal ini disebabkan karena tidak adanya konsistensi dalam menggunakan pola berpikir.
Ciri kedua adalah unsur analisis di dalam berfikr itu sendiri. Dengan logika yang ada ketika berfikir, maka kegiatan berfikir itu secara sendirinya mempunyai sifat analisis, yang mana sifat ini merupakan konsekuensi dari adanya pola berfikr tertentu. Berfikir sacara ilmiah berarti melakukan kegiatan analisis dalam menggunakan logika secara ilmiah. Dengan demikian, berfikir tidak terlepas dari daya imajinasi seseorang dalam merangkaikan rambu – rambu pikirannya ke dalam suatu pola tertentu, yang dapat timbul sebagai kejeniusan seorang ilmuwan.

Definisi Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari aktivitas mengetahui, yakni tersingkapnya sesuatu kenyataan ke dalam jiwa hingga tidak ada keraguan terhadapnya. “Ketidakraguan” merupakan syarat mutlak bagi jiwa untuk dapat dikatakan “mengetahui”.
Pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar maka bukan pengetahuan tetapi kekeliruan atau kontradiksi merupakan bagian dari keberadaannya. Pengetahuan merupakan hasil suatu proses atau pengalaman yang sadar.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Tujuan manusia mempunyai pengetahuan adalah:
1.Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan hidup
2.Mengembangkan arti kehidupan
3.Mempertahankan kehidupan dan kemanusiaan itu sendiri.
4.Mencapai tujuan hidup.
Pengetahuan/knowledge seseorang di tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a. Keterpaparan terhadap informasi
b. Daya ingat
c. Interpretasi informasi
d. Kognitif
e. Minat belajar, dan
f. Kefamiliaran akan sumber informasi

Konsep Kebenaran
Ilmu atau kebenaran berupa hasil yang temporer atau permanent, adalah suatu kebenaran yang ditemukan melalui proses ilmiah. Karena proses tersebut dilakukan secara ilmiah. Pada dasarnya kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan tiga hal, yaitu:
1. Adanya unsur kohern
Unsur ini berasumsi bahwa suatu pernyataan dapat dianggap benar bila pernyataan tersebut kohern atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap benar. Misalnya ada suatu pernyataan dari orang yang hidup di zaman nenek moyang kita bahwa setiap manusia pasti akan sakit. Dan pernyataaan tersebut sampai sekarang masih diakui karena konsisten. Kebenaran dalam ilmu matematika, didasarkan atas kohern, karena dalil matematika disusun berdasarkan beberapa dalil (pernyataan) yang telah diketahui kebenaranya terlebih dahulu.
2. Adanya unsur korespondensi
Suatu pernyataan dapat dianggap benar bila mempunyai unsur korespondensi dengan pernyataan dari objek yang ditujunya. Misalnya ibu kota republik Indonesia adalah Jakarta. Pernyataan itu pasti dianggap benar karena mempunyai korespondensi dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut, dan pernyataan tersebut telah tertulis disuatu dokumen. Jika orang berkata ibu kota republik Indonesia adalah Bogor, maka orang tidak mempernyainya karena tidak terdapat objek yang mempunyai korespondensi dengan pernyataan tersebut dan tidak ada dokumen yang bertuliskan bahwa Bogor sebagai ibukota Indonesia.
3. Adanya unsur Pragmatis
Yaitu suatu kebenaran yang dipercaya Karena pernyataan tersebut mempunyai sifat fungsional yang digunakan di dalam kehidupan praktis. Secara pragmatis orang akan mempercayai agama, baik agama yang sah maupun agama yang menyimpang. Dan agama tersebut bersifat fungsional dan menurut mereka agama adalah penunjuk jalan dan pedoman hidup mereka.
Dengan ketiga unsur tersebut di atas dapat dirumuskan bahwa setiap kebenaran ilmiah baik yang temporer maupun permanen memilki sifat kohern, korespondensi, pragmatis, yang bersumber dari materi-materi alamiah. Ilmu menemukan materi-materi alamiah serta meningkatkan keterampilan observasi, percobaan, klasifikasi, analisa, serta membuat generelisasi. Dengan adanya keingintahuan manusia terus-menerus, maka ilmu akan terus berkembang dan membantu kemampuan persepsi serta kemampuan berpikir secara logis, yang sering disebut penalaran.
Kebenaran ilmiah ditemukan dengan cara berpikir, kemudian melakukan penelitian(menggunakan ilmu pengetahuan). Selain itu kebenaran ditemukan juga melalui proses non ilmiah. Adapun kebenaran tersebut yaitu:
· Kebenaran ditemukan melalui wahyu
Kebenaran ini merupakan kebenaran yang mutlak, karena datang dari Allah melalui rasul dan nabi. Kebenaran yang diterima sebagai wahyu bukanlah disebabkan oleh proses berpikir atau hasil usaha penalaran manusia. Tetapi wahyu hanya diberikan oleh Allah kepada manusia-manusia terpilih.
· Kebenaran yang ditemukan melalui intuisi
Yaitu kebenaran yang diperoleh melalui proses intuisi atau bisikan hati(batin)tanpa berpikier. Proses intuisi ini dapat timbul secara tiba-tiba yang merupakan refleksi suatu objek (peristiwa/kejadian) yang dilihatnya. Misalnya, si A berkata, usaha si B sedang baik, usaha kamu bulan ini akan rugi. Padahal pada saat si A berkata, usaha si B sedang baik. Ternyata setelah akhir bulan, si B mengalami kerugian, karena salah satu pegawainya membawa kabur uang perusahaan.
· Kebenaran yang ditemukan melalui coba-coba(trial and error)
Kebenaran menurut metode ini adalah pencarian kebenaran dengan melakukan tindakan coba-coba secara terus –menerus dengan berbagai cara maupun teknik sampai ditemukannya suatu kebenaran. Tindakan tersebut tidak disadari dengan petunjuk yang jelas sehingga memerlukan waktu yang sangat relative lama, biaya yang tinggi, serta energy yang cukup banyak.
· Kebenaran ditemukan melalui spekulasi
Yaitu kebenaran yang ditemukan melalui tindakan atau pemikiran yang spekulatif, dimana tindakan ini lebih baik dari cara trial and error. Bila dalam penemuan trial dan error peneliti tidak mempunyai panduan atau rujukan sama sekali dalam spekulasi, peneliti mengaju kepada berbagai perhitungan dan pertimbangan meskipun tindakan tersebut kurang dipikirkan secara matang.
· Kebenaran ditemukan melalui akal sehat
Yaitu kebenaran yang ditemukan berdasarkan pemikiran dan tindakan yang didasari oleh keyakina, persepso, serta kepentingan seseorang yang menggunakannya. Pada dasarnya kebenaran ini dilakukan karena kebiasaan dan keyakinan seseorang sehingga bisa saja kebenaran yang diyakininya menyesatkan karena ada prasangka-prasangka tanpa ada kajian ilmiah yang benar.
Sehingga penemuan ini tidak digolongkan sebagai kebenaran secara ilmiah. Contoh dari penemuan ini adalah persepsi seorang pendidik. Bahwa dengan melakukan hukuman yang keras terhadap siswa akan membentuk pribadi yang berhasil. Tetapi bila dikaji menurut ilmu psikologi bahwa cara yang baik bagi pendidik untuk membina pribadi yang berhasil bukan dengan cara hukuman, tetapi memberika pengertian yang bijak.


· Kebenaran ditemukan karena keilmuwan seseorang
Yaitu kebenaran yang dapat diterima karena kemampuan dan ilmu yang dimiliki seseorang. Pendapat dari seorang ilmuwan yang sangat terkenal karena mempunyai pengalaman dan ilmu yang sangat banyak biasanya kebenaran yang diungkapkannya sering diterima begitu saja tanpa perlu diuji kebenaranya terlebih dahulu.
· Kebenaran ditemukan karena kebetulan
Yaitu kebenaran yang ditemukan secara kebetulan tanpa melalui proses pemikiran, perhitungan, pertimbangan, dan analisis.

Proses Terjadinya Ilmu dan Pengetahuan
Lahirnya sebuah ilmu berasal dari kebutuhan yang tidak ter puaskan (tidak terpenuhi secara muaskan). Kemudian karena kebutuhan tersebut tidak terpuaskan maka akan menjadi suatu masalah dan akhirnya manusia berpikir untuk mencari solusinya. Setelah berpikir maka selanjutnya adalah dengan melakukan penelitian, bila di dalam penelitian tersebut ditemukan kebenaran maka akan menjadi suatu pengetahuan dan selanjutnya bila pengetahuan itu telah melalui serangkaian pengujian maka dapat di publikasikan kepada masyarakat dan masyarakat tersebut mengakuinya.

Hubungan Ilmu dan Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia atau philosophos. Philos atau philein berarti teman atau cinta, dan shopia shopos kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah. Filsafat dan Ilmu adalah dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial maupunhistoris.
Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Descartes (1590 –1650) mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan tentang tuhan, alam dan manusia.
Immanuel Kant (1724 –1804) mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari segala pengetahuan. Menurut Kant ada empat hal yang dikaji dalam filsafat yaitu: apa yang dapat manusia ketahui? (metafisika), apa yang seharusnya diketahui manusia?(etika), sampai dimana harapan manusia? ( agama) dan apakah manusiaitu? (antropologi)
Kenyataannya semua definisi filsafat diatas tidak pernah dapat menampilkan pengertian yang sempurna karena setiap orang selalu berbeda cara dan gaya dalam mendefinisikan suatu masalah. Definisi dan pengertian tidak akan menyesatkan selama kita memandangnya sebagai cara pengenalan awal atau sementara untuk mencapai kesempurnaan lebih lanjut.
Dengan demikian filsafat merupakan ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakekat kebenaran segala sesuatu. Dengan bantuan filsafat, manusia berusaha menangkap makna, hakekat, hikmah dari setiap pemikran, realitas dan kejadian.

Ciri Berfikir Filsafat
Berfilsafat dapat diartikan sebagai berfikir. Ciri berfikir filsafat adalah:
a.    Radikal: berfikir radikal artinya berfikir sampai keakar permasalahannya.
b. Sistematik, berfikir yang logis, sesuai aturan, langkah demilangkah, berurutan, penuh kesadaran, dan penuh tanggungjawab.
c. Universal, berfikir secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian tertentu tetapi mencakup seluruh aspek.
d. Spekulatif, berfikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang difikirkannya.

Cabang Filsafat
Filsafat mengkaji lima cabang utama yaitu:
1.Logika (hal yang benar dan salah)
2.Etika (hal yang baik dan buruk)
3.Estetika (hal yang indah dan jelek)
4.Metafisika (hakekat keberadaan zat, pikiran, dan kaitannya
5.Politik (organisasi pemerintahan yang ideal)

Cabang filsafat lainnya
· Epistemologi (filsafat pengetahuan)
· Etika (filsafat moral)
· Estetika (filsafat seni)
· Metafisika
· Politik (filsafat pemerintahan)
· Filsafat Agama
· Filsafat Ilmu
· Filsafat Pendidikan
· FilsafatHukum
· Filsafat Sejarah
· Filsafat Matematika

Pengertian Filsafat Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya’lamu, ‘ilman yang berarti mengetahui, memahami dan mengerti benar-benar. Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui). Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).
Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang itu (Kamus Bahasa Indonesia, 1998). Filsafat Ilmu merupakan bagian dari Epistemologi (filsafat pengetahuan) yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu(pengetahuan ilmiah).













BAB II
KONSEP METODE DAN METODOLOGI


Konsep Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.
Metode berarti cara atau suatu teknik melakukan sesuatu. Jadi metodologi ialah pengetahuan tentang cara untuk melakukan sesuatu, suatu tindakan, atau kerangka berfikir menyusun gagasan, yang beraturan, berarah dan berkonteks, yang paut (relevant) dengan maksud dan tujuan. Secara ringkas, metode ialah suatu sistem berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk suatu kesatuan.
Unsur-unsur metode ialah wawasan intelektual, konsep, cara penghampiran (approach) persoalan, dan rancang bangun alas data (database). Wawasan intelektual berkenaan dengan nalar, tanggap rasa (sensation), cerapan (perception), pengalaman, dan ilmu pengetahuan.
Secara ringkas, metode ialah suatu sistem berbuat. Karena berupa sistem maka metode merupakan seperangkat unsur-unsur yang membentuk suatu kesatuan.
Konsep adalah hasil proses intelektual berupa kejadian imajinatif untuk memperluas atau memperkaya serapan, sehingga dapat dibentuk gagasan baru yang dapat menganalisis persoalan secara lebih cermat. Cara berkenaan dengan pola berfikir. Atas dasar itulah cerminan citra tentang "kenyataan" yang dimiliki seorang peneliti. Data dirancangbangun sedemikian rupa agar semua data yang terkumpulkan dapat dialokasikan kepada kedudukan atau fungsinya yang sepadan menurut maksud dan tujuan penelitian.

 Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian yang digunakan :
Deskriptif, pengembangan, eksperimen, tindakan, historis, kualitatif.
2. Model desain dan pendekatan :
Eksperimen : murni, kuasi, lemah.
Deskriptif : survai, korelatif, komparatif.
3. Metode pengumpulan data :
Wawancara, observasi, angket/kuensioner, tes, study dokumenter, skala.
4. Teknik analisis/ pengolahan data :
Analisis statistik, analisis rasional-kualitatif
5. Alasan / Argumentasi :
Mengapa digunakan metode, desain, teknik, dsb.
6. Prosedur pelaksanaan :
Metode, desain, teknik.


Metode Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang di maksud penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, terdapat beberapa metode yang digunakan, yaitu metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimental.
1.        Metode deskriptif
Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada.
Kondisi yang mencakup
Kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar produk yang akan di kembangkan.
Kondisi pihak pengguna
Kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan.
2.        Metode evaluatif
Digunakan untuk mengevaluasi produk dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian dikembangkan melalui serangkaian uji coba pada setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik itu evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan pada hasil uji coba diadakan penyempurnaan (revisi model­).
3.        Metode Eksperimental
Digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalan tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok control. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok control dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dan produk yang dihasilkan.

Konsep Metodologi
Metodologi penelitian ialah suatu ilmu tentang kerangka kerja melaksanakan penelitian yang bersistem. Bersistem berarti penelitian dikerjakan secara kontekstual. Konteks penelitian tersusun atas unsur-unsur :
1. Filsafat, yang menjadi pangkal beranjak pemikiran,
2. Berfikir, yang membentuk gagasan dasar dan konsep.
3. Nalar, yang menjalankan proses pemahaman persoalan yang menjadi buah telaah, dan selanjutnya menjalankan proses penarikan kesimpulan.
4. Takrif, yang membuat batasan pengertian tentang lambang sebagai abstraksi obyek, atau tentang konsep sebagai abstraksi ujud
5. Asumsi, yang menjadi latar belakang hipotesis dan mengisi hipotesis dengan suatu implikasi tertentu.

BAB III
KONSEP PENELITIAN


Penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistimatik, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta. Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa, tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subyek tertentu, dan biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah.
Mengapa Perlu Mempelajari Penelitian? Metode penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah serta menghadapi tantangan lingkungan di mana pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. Keputusan yang diambil akan bersifat lebih ilmiah jika dilakukan melalui proses penelitian. Ada dua faktor yang mendorong perhatian dalam pengambilan keputusan yang ilmiah: (1) kebutuhan manajer akan informasi yang lebih banyak dan lebih baik, (2) tersedianya teknik dan peralatan yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan itu.
Kata penelitian diserap dari kata bahasa Inggris research yang diturunkan dari bahasa Perancis yang memiliki arti harfiah "menyelidiki secara tuntas".
Beberapa pakar memberikan definisi penelitian sebagai berikut:
1. David H Penny
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.
2. J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.
3. Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
4. Woody (1927)
Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, merumuskan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan untuk menentukan kecocokan dengan hipotesis.
5. Depdiknas RI
Penelitian adalah kerjasama ilmiah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam rangka memperoleh informasi/temuan/produk baru melalui metodologi yang berkaitan erat dengan satu atau beberapa disiplin ilmu.


Dari beberapa pengertian penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian tersebut mempunyai beberapa tujuan di antaranya :
1. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan.
2. Menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban (sekarang).
3. Menangkap opportunity atau peluang. Misalnya suatu penelitian dengan isu ‘peningkatan moral karyawan untuk peningkatan kinerja mereka’.
4. Memverifikasi fenomena yang terjadi dengan suatu teori yang telah ada.
5. Melakukan pengujian terhadap suatu fenomena untuk menemukan suatu teori yang baru.
6. Akan memperkuat hubungan antara peluang tumbuh perusahaan dengan kebijakan pendanaan perusahaan (untuk menemukan teori).
Secara umumnya, berikut ini merupakan empat tujuan utama dari suatu proses penelitian:
1. Tujuan Exploratif (Penemuan): menemukan sesuatu yang baru dalam bidang tertentu;
2. Tujuan Verifikatif (Pengujian): menguji kebenaran sesuatu dalam bidang yang telah ada;
3. Tujuan Developmental (Pengembangan): mengembangkan sesuatu dalam bidang yang telah ada;
4. Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Disertasi).

Peranan Penelitian
1. Pemecahan Masalah, meningkatkan kemampuan untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena dari suatu masalah yang kompleks dan kait-mengkait.
2. Memberikan jawaban atas pertanyaan dalam bidang yang diajukan, meningkatkan kemampuan untuk menjelaskan atau menggambarkan fenomena-fenomena dari masalah tersebut;
3. Mendapatkan pengetahuan atau ilmu baru.

Untuk mendapatkan hasil dari suatu penelitian atau riset yang baik dan memuaskan semua pihak, maka perlu dibuat dengan sifat kriteria sebagai berikut:
1. Obyektif / Objektif / Akurat
Pastikan hasil riset adalah hasil terbaik yang dapat dipercaya, dapat diandalkan, teliti, cermat dan akurat sesuai dengan tujuan penelitian atau riset.
2. Tepat Waktu
Usahakan penelitian dapat rampung sesuai dengan jadwal perencanaan waktu yang telah dibuat, yaitu tidak kelamaan dan tidak kecepetan. Penyelesaian setiap tahap dan langkah dalam pelaksanaan penelitan sebaiknya tidak keluar dari yang telah direncanakan.
3. Relevan
Hasil penelitian atau riset dapat menjawab pertanyaan masalah yang dihadapi dan dapat menjadi bahan informasi acuan untuk pihak-pihak yang membutuhkannya.
4. Efisien
Gunakan dana pelaksanaan riset atau penelitian dengan penuh tanggung jawab. Sesuaikan dana yang telah dianggarkan dengan kondisi di lapangan, dan jangan sampai melewati batas yang telah ditentukan. Dari sisi waktu dan tenaga juga sebaiknya digunakan seefisien mungkin.

Ciri-Ciri Penelitian
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.
2. Penelaahan kepustakaan.
3. Penyusunan hipotesis.
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.
6. Penyusunan rancangan penelitian.
7. Penentuan sample.
8. Pengumpulan data.
9. Pengolahan dan analisis data.
10. Interpretasi hasil analisis.
11. Penyusun laporan/publikasi penelitian.

Karakteristik Penelitian
1. Berfungsi menjawab permasalahan tertentu.
2. Dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu.
3. Melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini).

Langkah-Langkah Penelitian
1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.
2. Penelaahan kepustakaan.
3. Penyusunan hipotesis.
4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel.
5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.
6. Penyusunan rancangan penelitian.
7. Penentuan sample.
8. Pengumpulan data.
9. Pengolahan dan analisis data.
10. Interpretasi hasil analisis.
11. Penyusun laporan/publikasi penelitian.

Jenis-Jenis Penelitian
Jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut: Tujuan, pendekatan, tingkat eksplanasi, dan analisis & jenis data.
1. Penelitian Menurut Tujuan
a. Penelitian Terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
Atau dapat dikatakan juga bahwa penelitian murni merupakan penelitian yang dikembangkan atau ditemukan bukan berdasarkan pada masalah yang terjadi di masyarakat, tetapi lebih berorientasi pada semata-mata untuk mengembangkan atau menemukan sesuatu yang baru yang bermanfaat bagi kehidupan dan peradaban manusia atau kelompok sosial tertentu.
b. Penelitian Murni/Dasar adalah penelitian yang dilakukan diarahkan sekedar untuk memahami masalah dalam organisasi secara mendalam (tanpa ingin menerapkan hasilnya). Penelitian dasar bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan kegunaan yang langsung bersifat praktis. Jadi penelitian murni/dasar berkenaan dengan penemuan dan pengembangan ilmu.



2. Penelitian Menurut Metode.
a. Penelitian Survey
Penelitian yang dilakukan pada popolasi besar maupun kecil, tetapi data yangdipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosilogis maupun psikologis.
b. Penelitian Ex Post Facto
Yaitu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut.
c. Penelitian Eksperimen
Yaitu suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat. Variabel independennya dimanipulasi oleh peneliti.
d. Penelitian Naturalistic
Metode penelitian ini sering disebut dengan metode kualitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alami (sebagai lawannya) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci. Contoh : Sesaji terhadap keberhasilan bisnis.
e. Policy Reserach
Yaitu suatu proses penelitian yang dilakukan pada, atau analisis terhadap masalah-masalah sosial yang mendasar, sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada pembuat keputusan untuk bertinak secara praktis dalam menyelesaikan masalah.
f. Action Research
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan metode kerja yang paling efisien, sehingga biaya produksi dapat ditekan dan produktifitas lembaga dapat meningkat. Tujuan utama penelitian ini adalah mengubah: 1) situasi, 2) perilaku, 3) organisasi termasuk struktur mekanisme kerja, iklim kerja, dan pranata.
g. Penelitian Evaluasi
Merupakan bagian dari proses pembuatan keputusan, yaitu untuk membandingkan suatu kejadian, kegiatan dan produk dengan standar dan program yang telah ditetapkan.


h. Penelitian Sejarah
Berkenaan dengan analisis yang logis terhadap kejadian-kejadian yang berlangsung di masa lalu. Sumber datanya bisa primer, yaitu orang yang terlibat langsung dalam kejadian itu, atau sumber-sumber dokumentasi yang berkenaan dengan kejadian itu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekonstruksi kejadian-kejadian masa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data diperoleh, sehingga ditetapkan fakta-fakta untuk membuat suatu kesimpulan.

3. Penelitian Menurut Tingkat Eksplanasi
Tingkat eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.
a. Penelitian Deskriptif
Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau penghubungan dengan variabel yang lain.
b. Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang berbeda.
c. Penelitian Asosiatif/Hubungan
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih. Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
4. Penelitian Menurut Jenis Data dan Analisis
Jenis data dan analisisnya dalam penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua hal utama yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif adalah data berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan (scoring).


Perbedaan Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Jenis-jenis Penelitian
Tujuan
Metode
Tingkat Eksplanasi
Analisis & Jenis Data
a. Murni
b. Terapan
a. Survey
b. Ex. Post Facto
c. Eksperimen
d. Naturalistik
e. Policy Research
f. Action Research
g. Evaluasi
h. Sejarah
a. Deskriptif
b. Komparatif
c. Asosiatif
a. Kuantitatif
b. Kualitatif
c. Gabungan

Kriteria Penelitian yang Baik
Ciri-ciri karya tulis ilmiah yang baik adalah:
1. Bersifat kritis dan analitis
2. Memuat konsep dan teori
3. Menggunakan istilah dengan tepat dan definisi yang uniform.
4. Rasional
5. Obyektif
BAB IV
POPULASI DAN SAMPEL


Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi ini sering juga disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati, dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi Infinit" atau tak terbatas, dan populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi), misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi Finit".

Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian (sampel sendiri secara harfiah berarti contoh) atau sebagian dari objek yang diteliti. Hasil pengukuran dan karakteristik dari sampel disebut "statistik" yaitu X untuk harga rata-rata hitung dan S atau SD untuk simpangan baku.
Alasan perlunya pengambilan sampel adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberi informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.

Teknik Pengambilan Sampel
Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya. Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,
yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sample)
2. Non Probability Sampling (Non Random Sample)

A. Probability Sampling
Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias.
Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
- Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
- Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat
diperkirakan.
- Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik. Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya.
Perbedaan inilah yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error) Sedangkan pada non probability sampel, penyimpangan nilai sampel terhadap populasinya tidak mungkin diukur. Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk pengujian statistik. Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kwesioner, kesalahan petugas pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.

Cara Pengambilan Sampel
Ada 5 cara pengambilan sampel yang termasuk secara random, yaitu
sebagai berikut:

1. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).
Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random. Ada 2 cara yang dikenal yaitu:
a. Bila jumlah populasi sedikit, bisa dilakukan dengan cara mengundi "Cointoss".
b. Tetapi bila populasinya besar, perlu digunakan label "Random Numbers" yang prosedurnya adalah sebagai berikut:
- Misalnya populasi berjumlah 300 (N=300).
- Tentukan nomor setiap unit populasi (dari 1 s/d 300 = 3 digit/kolom).
- Tentukan besar sampel yang akan diambil.(Misalnya 75 atau 25 %)
- Tentukan skema penggunaan label random numbers. (misalnya dimulai dari 3 kolom pertama dan baris pertama) dengan menggunakan tabel random numbers, tentukan unit mana yang terpilih, sebesar sampel yang dibutuhkan, yaitu dengan mengurutkan angka-angka dalam 3 kolom pertama, dari atas ke bawah, setiap nomor ≤ 300, merupakan nomor sampel yang diambil (100, 175, 243, 101), bila ada nomor ≥ 300, tidak diambil sebagai sampel (N = 300). Jika pada lembar pertama jumlah sampel belum mencukupi, lanjutkan kelembaran berikutnya, dan seterusnya. Jika ada nomor yang serupa dijumpai, di ambil hanya satu, karena setiap orang hanya mempunyai 1 nomor identifikasi.
Keuntungan : - Prosedur estimasi m udah dan sederhana
Kerugian : - Membutuhkan daftar seluruh anggota  populasi.
- Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar.

2. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke .K" dari titik awal yang dipilih secara random, dimana:
Misalnya, setiap pasien yang ke tiga yang berobat ke suatu Rumah Sakit, diambil sebagai sampel (pasien No. 3,6,9,15) dan seterusnya.
Cara ini dipergunakan :
Bila ada sedikit Stratifikasi Pada populasi.
Keuntungan : - Perencanan dan penggunaanya mudah.
- Sampel tersebar di daerah populasi.
Kerugian : - Membutuhkan daftar populasi.

3. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling. Misalnya kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (≥ 4-6 tahun).
Karena kondisi Taman Kanak-kanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanak-kanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20 buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 . 8. Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan : - Taksiran mengenai karakteristik populasi
lebih tepat.
Kerugian : - Daftar populasi setiap strata diperlukan
- Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

4. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam setiap kelompok. Misalnya ingin meneliti gambaran karakteristik (umur, suku, pendidikan dan pekerjaan) orang tua mahasiswa FK USU. Mahasiswa FK dibagi dalam 6 tingkat (I s/d VI). Pilih secara random salah satu tingkat (misal tingkat II). Maka orang tua sem ua mahasiswa yang berada pada tingkat II diambil sebagai sampel (Cluster).
Keuntungan : - Tidak memerlukan daftar populasi.
- Biaya transportasi kurang
Kerugian : - Prosudur estimasi sulit.

5. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun lebih.
Misalnya kita ingin meneliti Berat badan dan Tinggi badan murid SMA. Sesuai kondisi dan perhitungan, maka jumlah sampel yang akan diambil ± 2000.
Cara ini dipergunakan bila: - Populasinya cukup homogen
- Jumlah populasi sangat besar
- Populasi menempati daerah yang
sangat luas
- Biaya penelitian kecil
Keuntungan : - Biaya transportasi kurang
Kerugian :       - Prosedur estimasi sulit
- Prosedur pengambilan sampel memerlukan perencanaan yang lebih cermat.

B. Non Probability Sample (Selected Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar gambaran umum saja.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
- Sampel Dengan Maksud (Purposive Sampling).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
- Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh bersifat kasar dan sementara saja.
- Sampel Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun. Cara ini dipergunakan kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan dilakukan.


BAB V
DATA PENELITIAN


Definisi Data
Data atau bahan keterangan ialah fakta yang dapat ditarik menjadi suatu kesimpulan dalam kerangka persoalan yang digarap. Fakta ialah kenyataan yang telah didudukkan dalam kerangka persoalan. Pengertian kenyataan mencakup segala sesuatu yang teramati, tersidik atau terukur, pengalaman dan pendapat yang diakui sebagai suatu kebenaran umum dan bersifat mantap. Teori, hukum dan kaedah termasuk fakta.
a. Pengolahan Data
Pengolahan data adalah pengubahan atau transformasi simbol-simbol seperti nomor dan huruf untuk tujuan peningkatan kegunaannya.
b. Sistem Pengolahan Data
Sistem pengolahan data adalah sistem yang melakukan pengolahan data.
Contoh : sistem pengolahan data penjualan, sistem pengolahan data pegawai dll.
c. Tujuan dan Fungsi Pengolahan Data
- Tujuan Pengolahan Data :
Untuk mengambil informasi asli (data) dan darinya menghasilkan informasi lain dalam bentuk yang berguna (hasil).
- Fungsi dasar Pengolahan Data :
1. Mengambil program dan data (masukan / input)
2. Menyimpan program dan data serta menyediakan untuk pemrosesan
3. Menjalankan proses aritmatika dan logika pada data yang disimpan
4. Menyimpan hasil antara dan hasil akhir pengolahan.
5. Mencetak atau menampilkan data yang disimpan atau hasil pengolahan.

Syarat Data yang Baik
- Data harus Akurat.
- Data harus relevan
- Data harus up to date
Pembagian Data
a. Pembagian Data Menurut Cara Memperolehnya:
- Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama.
- Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahnya
b. Pembagian Data Menurut Sumbernya:
- Data Internal
Data internal adalah data yang berasal dari dalam instansi mengenai kegiatan lembaga dan untuk kepentingan instansi itu sendiri.
- Data Eksternal
Data eksternal adalah data yang berasal dari luar instansi.
c. Pembagian Data Menurut Waktu Pengumpulannya:
- Data Time Series
Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu-kewaktu pada satu obyek dengan tujuan untuk menggambarkan perkembangan.
- Data Cross Section
Data cross section adalah data yang di kumpulkan pada satu waktu tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan
d. Data Menurut Sifatnya Dibagi Menjadi 2:
1. Data Kualitatif
Adalah data yang berupa pendapan atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
Contoh:
Pelayanan rumah sakit Enggal Waras Sangat Baik
Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Banyumas Tinggi
2. Data Kuantitatif
Data kualitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan
Contoh:
Tingkat kepuasan pasien di Rumah sakit Enggal Waras mencapai 92%
Tingkat pendapatan masyarakat bamyumas mencapai Rp. 800.000/bulan

Penyajian Data
Data variabel:
1. Variabel Katagorik (Kualitatif) : hasil penggolongan / pengklasifikasian
Cth: orang berkumis : laki-laki, pendidikan
2. Variabel Numerik (kuantitatif) : hasil dari perhitungan/pengukuran
a. Diskrit (variabel hasil perhitungan),cth: jumlah anak, jumlah pasien.
b. Kontinu (variabel hasil pengukuran),cth: TB, BB

Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
2. Pengamatan/ Observasi
3. Angket/ Kuesioner
4. Dokumentasi (tercetak, tergambar, terekam)

Cara Penyajian Data
Secara umum dibagi dalam 3 bentuk:
1. Tulisan (tekstular)
2. Tabel (tabular)
3. Gambar/grafik (diagram), contoh: histogram, frekuensi poligon, ogive diagram garis (line diagram), diagram batang (bar diagram), diagram pinca (pie diagram), diagram tebar (scatter diagram), mapgram.
1. Tulisan
Rata-rata bentuk laporan dari pengumpulan data dalam bentuk tertulis, mulai dari bagaimana proses pengambilan sampel, pelaksanaan pengumpulan data sampai hasil analisis yang berupa informasi dari pengumpulan data tersebut.
2. Tabel
Definisi: penyajian data dengan memakai kolom dan baris.
Untuk sajian yang baik perlu diingat beberapa hal: Judul tabel (singkat, jelas dan lengkap). dapat menjawab apa yang disajikan, di mana kejadiannya dan kapan terjadinya.
BAB VI
TEKNIK PENGAMBILAN DATA


Teknik Pengambilan Data Penelitian
Data merupakan salah satu komponen penelitian, artinya tanpa data tidak akan ada penelitian. Data dalam penelitian harus valid atau benar karena jika tidak valid maka akan menghasilkan informasi dan kesimpulan yang keliru atau salah. Oleh sebab itu diperlukan teknik pengambilan data secara benar. Beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah:

A. ANGKET (KUESIONER) :
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat “terbuka”, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya oleh peneliti dan dapat bersifat “tertutup”, yaitu alternatif jawaban sudah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Sedangkan instrumen daftar pertanyaan dapat berupa pertanyaan (berupa isian yang akan diisi oleh responden), checklist (berupa pilihan dengan cara memberi tanda pada kolom yang disediakan) dan skala (berupa pilihan dengan memberi tanda pada kolom berdasarkan tingkatan tertentu).
Menurut Emory terdapat 4 (empat) komponen inti dari sebuah kuesioner, yaitu :
a. Adanya subyek
b. Adanya ajakan
c. Adanya petunjuk pengisian kuesioner
d. Adanya pertanyaan atau pernyataan beserta tempat untuk mengisi jawaban, baik secara tertutup maupun terbuka. Dalam membuat kuesioner harus ada identitas responden (nama responden dapat tidak dicantumkan)




B. TEKNIK WAWANCARA :
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan
Dalam wawancara selalu ada dua pihak yang masing-masing mempunyai kedudukan sebagai peminta informasi dan pihak lainya sebagai pemberi informasi. Sebagai peminta informasi, pewawancar mengajukan pertanyaan-pertanyaan, menilai jawaban-jawaban, meminta penjelasan, mengingat dan mencatat jawaban dari informan dan responden.
Dalam melakukan wawancara diperlukan kemampuan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan secara tajam, halus, dan tepat , serta kemampuan untuk menangkap buah pikiran oarng lain dengan tepat dan cepat. Bila pertanyaan disalah tafsirkan, pewawancara harus mampu merumuskan dengan kata-kata lain yang dapat dimengerti oleh interviewee. Oleh karena itu dalam melekukan wawancara diperlukan pengetahuan keterampilan , dan kecepatan berfikir serta kemempuan untuk menilai kesesuaian antara jawaban satu dan jawaban lainya.
Teknik atau metode pengumpulan data pada pengembangan suatu system informasi dapat dibagi menjadi beberapa macam metode, seperti wawancara, kuisioner, pengamatan langsung dan work sampling. Kegiatan pengumpulan data merupakan tahap awal yang penting guna mendapatkan data yang akurat.
1. Metode Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data/fakta yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan system informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai. Seperti halnya metode pengumpulan data yang lain, wawancara bukanlah satu-satunya metode yang terbaik untuk semua situasi. Metode wawancara selain mempunyai keuntungan juga mempunyai kerugian yang harus dipertimbangkan untuk situasi tertentu.
Tujuan dari wawancara antara lain:
1) Mencari fakta dan informasi
2) Menjajaki sifat dan pendapat
3) Memeriksa kebenaran informasi dan data yang telah diketahui sebelumnya.
4) Memperoleh kualitatif dan kuantitatif mengenai kebijaksanaan prosedur dan biaya.
5) Untuk mendapatkan jawaban yang jujur.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam wawancara, terdiri atas:
a. Persiapan Wawancara
Persiapkanlah secara baik tujuan dari wawancara, pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan, siapa saja yang akan diwawancarai, dan berapa lama/jam wawancara akan dilangsungkan.
b. Pelaksanaan wawancara
Mengawali wawancara sebaiknya dari pertanyaan yang bersifat umum, baru setelah itu berlanjut kepada pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya teerinci dan spesifik. Wawancara sebaiknya dilakukan di tempat orang yang akan diwawancarai, sebagai pewawancara sebaiknya berbicara lebih sedikit dari yang diwawancarai, buatlah catatan seminimal mungkin dan pada akhir wawancara buatlah ringkasannya, kemudian jangan lupa untuk mereview hasil wawancara kepada orang yang diwawancarai sehingga tidak terjadi kesalahan.
Selain itu juga Pewawancara haruslah bersikap ramah tamah, cepat tanggap dalam menerima jawaban, memperhatikan wawancara serta bersikap terbuka dalam menanggapi jawaban yang diberikan oleh orang yang diwawancarai.
Keuntungan metode wawancara
1. Informasi yang diperoleh memiliki kualitas yang tinggi
2. Wawancara memberikan kesempatan kepada pewawancara untuk memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas danterbuka terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
3. Memungkinkan pewawancara ntuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang berkembang.
4. Pewawancara dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari gerak-gerik dan raut wajah orang yang diwawancarai.
5. Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi .
Kelemahan metode wawancara
1. Proses wawancara membutuhkan waktu yang lama, sehingga relatif lebih mahal bila dibandingkan dengan metode lainnya.
2. Keberhasilan hasil wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara untuk melakukan hubungan antar manusia (human relation).
3. Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya pada lokasi-lokasi yang bising dan ramai.
4. Metode wawancara sangat menggangu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang dimilikinya sangat terbatas.
5. Hasil wawancara bisa dipengaruhi oleh pendapat orang yang diwawancarai.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan wawancara:
1. Memperkenalkan diri terlebih dahulu siapa sebenarnya pewawancara.
2. Menjelaskan apa tujuan dri wawancara dan hubungannya dengan system informasi yang sedang dikembangkan.
3. Menjelaskan peranan-peranan yang akan dibeikan oleh orang yang diwawancarai dari hasil wawancara.
4. Pewawancara harus menghilangkan kesan melakukan introgasi.
5. Selama proses wawancara, pewawancara harus mendengarkan dengan teliti dan jangan banyak berbicara dibandingkan dengan ornag yang diwawancarai.
6. Jagalah suasana wawancara tetap santai, tetapi terarah dan menyenangkan.
7. Jangan memotong omongan orang yang diwawancarai sebelum selesai berbicara.
8. Mintalah pendapat-pendapat atau ide-ide tambahan yang mungkin belum diungkapkan.
9. Pada akhir wawancara, bacakanlah rangkuman-rangkuman dari hasil wawancara dan mintalah kepada orang yang diwawancarai untuk memperbaikinya bila ada hal-hal yang tidak sesuai.
10. Ucapkanlah terimakasih bila wawancara telah selesai serta mintalah kesediaan kembali dari orang yang diwawancarai untuk dihubungi bilamana diperlukan.

C. OBSERVASI :
Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. Instrumen yang dapat digunakan adalah lembar pengamatan, panduan pengamatan dll.
Teknik pengumpulan data ini hakekatnya adalah penelitian dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gajala atau kondidsi yang terjadi di lapangan. Instrument yang digunakan adalah lembar observasi yang berupa check list lapangan. Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sisitemetis terhadap gejala atau fenomena yang asa pada objek penelitian.
Observasi dapat dibagi dua yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau tempat berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti.
Keuntungan
§ Cenderung mempunyai keandalan yang tinggi
§ Analis sistem dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan
§ Analis sistem dapat menggambarkan tata letak fisik dari kegiatan-kegiatan
§ Analis sistem dapat mengukur tingkat dari suatu
§ Pekerjaan
Kerugian:
§ Biasanya orang yang diamati merasa terganggu.
§ Pekerjaan yang diobservasi mungkin tidak dapat mewakili suatu tingkat kesulitan.
§ Dapat mengganggu kerja yang dilakukan.
§ Orang yangdiamati biasanya cendrung melakukan pekerjaan yang lebih baik dan sering menutup nutupi kejelekan.
Petunjuk Melakukan Observasi
1. Yang Harus Dilakuakan
§ Merencanakan terlebih dahulu observasi yang akan dilakukan
§ Mintalah ijin terlebih dahulu dari manajer atau pejabat setempat.
§ Low profile
§ Lengkapilah catatan selama observasi berlangsung
2. Yang Tidak Harus Dilakukan
§ Mengganggu kerja individu yang diobservasi
§ Tidak menekankan pekerjaan yang tidak penting
§ Jangan membuat asumsi sendiri

 

Blogger news